
Pernahkah anda di remehkan seseorang ? di anggap tidak dapat melakukan sesuatu dan di nilai jauh dari keadaan diri anda yang sebenar nya atau di maki-maki , seakan-akan harga diri anda sedang di banting-banting serendah-rendah nya ?.
Terdapat sebuah pembicaraan antara seseorang yang saya kenal dengan teman nya. Ia di panggil "xxx", sebuah panggilan yang kurang menyenangkan bagi nya oleh atasannya dan temannya bertanya, "Apakah kamu engga sakit hati di panggil 'xxx' ?, lalu ia bilang "Rasulullah aja yang benar-benar seorang mulia dahulu nya di lecehkan oleh orang Quraisy, hingga di lemparin kotoran, di sebut gila dan perlakuan yang tidak menyenangkan lainnya namun Beliau tidak marah koq, apalagi saya, yang mulia aja juga belum tentu ...."."Tetapi kita kan bukan Nabi", timpal teman nya, dia berkata "Yach, kan Nabi jadi panutan, kalau tidak bisa 100% yach seberapa persen nya kita ikuti sebisa nya".
Teladan akhlak Rasulullah SAW. Sudah sering kita mendengar atau bahkan mengucap bahwa teladan perilaku kita adalah Rasulullah SAW, namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah memang ada keinginan dan tekad di hati kita untuk mencontoh perilaku dari Junjungan kita tsb ?, kalau keinginan dan tekad pun tidak ada, hanya sebatas ucapan di mulut saja, bagaimana dengan benar-benar mencontoh akhlak Rasulullah SAW yang agung ?. Rasulullah SAW, tidak lah marah jika diri nya yang di remehkan, tetapi Beliau akan marah ketika Islam yang di lecehkan dan di hina, toh hinaan dan pujian bukanlah yang menentukan derajat dan kemuliaan kita yang sesungguh nya.
Jika kita di sebut bodoh, mungkin kita beruntung, karena kenyataan nya kita sangat bodoh, untung masih di sebut bodoh saja ... :), yang jelas, jangan terlalu terpaku dengan sakit hati yang ada, coba di ambil saja dari ucapan orang yang meremehkan kita, siapa tahu ada benar nya, baik sedikit atau keseluruhannya, syukur-syukur dapat di anggap merupakan kritik untuk perkembangan kita (jika ada benar nya) yang orang itu tidak menyampaikan dengan cara yang bijak. Kritik adalah ibarat jamu, pahit memang, tetapi dapat membuat badan kita sehat.
Semoga saya khusus nya dan kita umum nya dapat memiliki niat dan tekad untuk mengikuti perilaku teladan kita, Rasulullah SAW, seberapa kita tahu dan mampu, dari pada terus-menerus mengaku ummat dan pengikut Nabi dan selalu mengucapkan bahwa Nabi adalah teladan kita, namun tidak memiliki atau hanya memiliki niat dan tekad yang lemah dan seadanya untuk menjadi kan Nabi teladan di dalam kehidupan sehari-hari.
Terus belajar dan terus selalu mengkoreksi diri untuk kehidupan yang lebih baik, jadi bukan hanya "Listrik untuk kehidupan yang lebih baik" saja .... :). Salam.
Terdapat sebuah pembicaraan antara seseorang yang saya kenal dengan teman nya. Ia di panggil "xxx", sebuah panggilan yang kurang menyenangkan bagi nya oleh atasannya dan temannya bertanya, "Apakah kamu engga sakit hati di panggil 'xxx' ?, lalu ia bilang "Rasulullah aja yang benar-benar seorang mulia dahulu nya di lecehkan oleh orang Quraisy, hingga di lemparin kotoran, di sebut gila dan perlakuan yang tidak menyenangkan lainnya namun Beliau tidak marah koq, apalagi saya, yang mulia aja juga belum tentu ...."."Tetapi kita kan bukan Nabi", timpal teman nya, dia berkata "Yach, kan Nabi jadi panutan, kalau tidak bisa 100% yach seberapa persen nya kita ikuti sebisa nya".
Teladan akhlak Rasulullah SAW. Sudah sering kita mendengar atau bahkan mengucap bahwa teladan perilaku kita adalah Rasulullah SAW, namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah memang ada keinginan dan tekad di hati kita untuk mencontoh perilaku dari Junjungan kita tsb ?, kalau keinginan dan tekad pun tidak ada, hanya sebatas ucapan di mulut saja, bagaimana dengan benar-benar mencontoh akhlak Rasulullah SAW yang agung ?. Rasulullah SAW, tidak lah marah jika diri nya yang di remehkan, tetapi Beliau akan marah ketika Islam yang di lecehkan dan di hina, toh hinaan dan pujian bukanlah yang menentukan derajat dan kemuliaan kita yang sesungguh nya.
Jika kita di sebut bodoh, mungkin kita beruntung, karena kenyataan nya kita sangat bodoh, untung masih di sebut bodoh saja ... :), yang jelas, jangan terlalu terpaku dengan sakit hati yang ada, coba di ambil saja dari ucapan orang yang meremehkan kita, siapa tahu ada benar nya, baik sedikit atau keseluruhannya, syukur-syukur dapat di anggap merupakan kritik untuk perkembangan kita (jika ada benar nya) yang orang itu tidak menyampaikan dengan cara yang bijak. Kritik adalah ibarat jamu, pahit memang, tetapi dapat membuat badan kita sehat.
Semoga saya khusus nya dan kita umum nya dapat memiliki niat dan tekad untuk mengikuti perilaku teladan kita, Rasulullah SAW, seberapa kita tahu dan mampu, dari pada terus-menerus mengaku ummat dan pengikut Nabi dan selalu mengucapkan bahwa Nabi adalah teladan kita, namun tidak memiliki atau hanya memiliki niat dan tekad yang lemah dan seadanya untuk menjadi kan Nabi teladan di dalam kehidupan sehari-hari.
Terus belajar dan terus selalu mengkoreksi diri untuk kehidupan yang lebih baik, jadi bukan hanya "Listrik untuk kehidupan yang lebih baik" saja .... :). Salam.
No comments:
Post a Comment