Pages

Thursday, June 05, 2008

Pertahankan FPI

Ribut-ribut soal pembubaran Front Pembela Islam (FPI),menyusul insiden di Monast tgl.1 Juni 2008, mendorong saya untuk menulis mengenai hal itu, walaupun saya sadar, tulisan ini tentu tidak banyak pengaruh, karena hanya di muat di Blog pribadi, lain hal nya jika di muat di suatu surat kabar, Kompas misalkan, tentu tulisan ini sangat powerful, tetapi pertanyaan nya, apakah tulisan ini layak di muat di Kompas ? :). Sebagai tambahan, saya tidak lah termasuk golongan mana-mana, saya tidak punya ormas, parpol atau golongan, saya hanyalah rakyat Indonesia yang beragama Islam biasa saja, tetapi boleh dong, berkomentar ...

FPI, saya teringat di awal pembentukannya, di tempel di sebuah Mading di kampung saya, formulir pendaftaran untuk menjadi anggota FPI, ada beberapa syarat, salah satu syarat nya, memiliki ilmu beladiri (atau lebih di sukai). Saat itu saya berniat untuk bergabung dengan FPI, tetapi karena saya kurang memenuhi syarat dan tidak ada teman nya :), jadi nya tidak jadi (Saat itu saya berpikir, FPI cocok untuk jebolan pesantren).

Anggota FPI saat ini di golongkan ke dalam Tradisional Islam, Militan, Berani Matidan berhaluan garis keras. Sampai di sini, saya nilai sebagai sesuatu yang positif,karena sebenar nya Islam juga butuh orang-orang dengan sifat di atas, seperti Umar bin Khattab pada zaman Rasul.

FPI sering menjalankan aksi nya dengan frontal, seperti perusakan tempat-tempat yang di anggap nya sebagai tempat maksiat. Di sini, FPI saya nilai terlalu berani, , walaupun perusakan tempat-tempat tsb dengan dalih, sudah ada peringatan sebelum nya dan tempat tsb menyalahi Undang-Undang pemerintah. Dengan aksi seperti itu FPI dapat menjadi sasaran empuk orang-orang yang anti terhadap nya terlebih ia hidup di dalam negara yang tidak berhukum Islam, pemerintahan yang tidak konsisten di dalam hukum, jadilah ia jika terus menjalani aksi yang selama ini di perankan, maka ia akan memancing lebih banyak musuh yang menginginkan pembubarannya. Singkat nya, menurut saya, FPI seharus nya dapat bersikap keras dan cerdas. Bagaimana maksud keras dan cerdas ? hal itu perlu perbincangan dengan ahli politik, ahli hukum, ahli Islam dan ahli perang.
Saya bermimpi, FPI tidak hanya di huni oleh kelompok Tradisionalis Islam, sebenar nya saya kurang suka dengan istilah pengelompokan orang Islam, tetapi tidak apalah, untuk memudahkan mengidentifikasikan seseorang atau golongan, tetapi tetap saja, apapun sebutannya selama mereka adalah Muslim, beriman kepada rukun Iman dan mengamalkan rukun Islam, kita adalah 1 umat, umat Islam, apapun warna haluan atau golongan atau sikap kita. Mimpi saya yaitu, FPI juga di huni oleh para ahli, selama ini yang saya perhatikan, hanya ahli hukum dan ahli Islam, selain itu baik nya ada ahli di bidang lain, misal ahli Komputer, ahli Elektronika,ahli politik, ahli bahasa, dll. Selain keras, juga bernuansa Intelektual, gabungan antara sifat berani dan intelektual di tambah jika di dukung orang-orang kaya dan berkuasa di negara ini, tentu akan lebih dahsyat dan menggetarkan para musuh Islam.
Kesimpulannya, FPI hendak nya tidak di bubarkan malah harus di pertahankan, ia perlu membenahi organisasi nya, sehingga menjadi lebih solid, lebih strategis dan taktis walau tetap keras dan dapat menjaga dari musuh-musuh Islam yang menginginkan pembubarannya. Islam masih sangat perlu golongan yang fokus ber Nahi Mungkar selain golongan yang fokus ber amar Ma'ruf,hendaklah kedua-dua nya melekat di dalam diri seseorang atau organisasi. (Sofwan)

1 comment:

Akhmad Sofwan said...

Sekarang kabar nya FPI udah engga kedengeran lagi tuch ...