
Oleh : Akhmad Sofwan
Sistem Operasi Linux, telah berkembang selama 16 tahun. Di awali dari percobaan Linus Torvalds pada tahun 1991 untuk mencoba mengutak-atik Sistem Operasi Minix dan menjalankannya pada mesin Intel 80386 untuk membuat Sistem Operasi baru yang lebih baik dan gratis yang kemudian di bantu oleh komunitas, sehingga jadilah Linux seperti saat ini.
Sifat Linux yang Open Source dan di dampingi oleh software-software GNU yang menerapkan kebebasan dalam distribusi, Modifikasi kode dan harga, membuat Linux banyak di adopsi oleh berbagai kalangan dan mengambil posisi berseberangan dengan software proprietary.
Saat ini, Linux adalah Sistem Operasi handal, terlebih untuk server. Linux berubah menjadi pesaing serius bagi software proprietary dan Microsoft menempatkan Linux sebagai pesaing Nomor 1 dalam merebut pasar software. Perkembangan Linux di dunia berkembang sangat pesat, bagaimana di Indonesia ?.
Jika di China, pemerintah nya mengintensifkan penggunaan Linux, termasuk di institusi pemerintah, maka di Indonesia, sikap pemerintah terhadap pengembangan Linux masih belum serius. Pemerintah lewat BPPT sudah mengeluarkan distro khas Indonesia, seperti Trustix dan Linux Merdeka, namun kebijakan akan pengembangan Open Source belum terlihat keseriusannya, seperti penerapan buku ajar IT di pendidikan formal dari SD hingga SLTA yang berbasis produk Microsoft. Walaupun ada langkah penggunaan Linux di instansi pemerintah , namun masih tanda tanya, apakah benar benar akan terealisasi semua institusi pemerintah akan menggunakan Linux atau tidak.
Pada langkah kebijakan sebelum nya, di mana pemerintah menerapkan UU HAKI tahun 2002 di tahun 2003 yang pada awal penerapan UU tsb, masyarakat mulai takut untuk menjual dan menggunakan software bajakan dan ada pergerakan untuk menggunakan Linux, namun pada penerepannya, hal tsb tidak lah terus menerus dan intensif, terbukti, di sejumlah tempat perbelanjaan yang pada awal di terapkan UU HAKI, sudah tidak ada lagi peredaran software bajakan, nyata nya saat ini peredaran software bajakan marak kembali dan di jual ssecara terang terangan di sejumlah pusat perbelanjaan dan tingkat pembajakan masih tinggi.
Karena software proprietary yang umum di pakai di Indonesia adalah aplikasi berbasis Windows dari Microsoft, sehingga pada tulisan ini, software proprietary di wakili oleh Windows.
Penggunaan produk Proprietary legal, tidaklah salah, namun bagi bangsa Indonesia, penggunaan Linux lebih cocok dan bermanfaat di banding dengan produk proprietary, oleh karena itu, Linux perlu untuk di masyarakatkan. Linux lebih cocok dan bermanfaat untuk
masyarakat, karena hal-hal sbb :
1 . Penggunaan Linux mampu memangkas biaya pembelian software proprietary yang besar.
Software proprietary sangatlah mahal, di perlukan biaya jutaan rupiah bagi sebuah PC agar terinstall OS dan paket Office saja. Jika menggunakan Linux, dengan hanya biaya Rp. 30.000 – Rp.50.000 atau bahkan Rp.0, jika meminjam CD/DVD, maka kita sudah mendapatkan paket Software lengkap untuk kebutuhan Server dan Workstation.
Terlebih saat ini, di mana kondisi ekonomi sebagian besar rakyat Indonesia masih belum dapat di katakan makmur.
2. Dengan menggunakan Linux, user dapat lebih cerdas. Di Linux yang menerapkan prinsip keterbukaan, user dapat mengetahui proses yang sedang berjalan saat Linux akan mulai di gunakan. Bagi Power user, dapat melihat dan memodifikasi source code dan dapat membuat distro Linux yang baru.
3. Linux stabil,aman dan handal .
Di Server, kestabilan dan kehandalan Linux sudah teruji dan terkenal, sehingga Linux di percaya banyak pihak untuk menjadi OS Server nya. Linux juga lebih tahan virus dan aman. Dalam hal User friendly, produk proprietary seperti Microsoft, terkenal akan User friendly nya dan dukungan dari banyak vendor hardware akan driver nya, sehingga memudahkan user untuk mengoperasikan PC under Microsoft product.
Di Linux, masalah user friendly masih kalah dengan produk Microsoft. Masalah User friendly sangat penting bagi End user yang umum nya menggunakan desktop. Sadar akan hal ini, developer Linux berusaha untuk menjadikan Linux, tidak hanya powerful di server,
tetapi ramah dan nyaman sebegai OS Desktop. Hasil nya, muncullah berbagai Desktop Environment yang indah dan mudah di gunakan, seperti KDE dan Gnome, walaupun masih belum dapat menyaingi Windows, tetapi, seiring dengan berjalannya waktu perbaikan-perbaikan untuk menjadikan Linux nyaman di gunakan sebagai Desktop terus berlanjut.
4. Dengan Linux, di harapkan tingkat pembajakan dapat di tekan, karena user tidak perlu membajak software lagi.
5. Dengan Linux, ketergantungan akan suatu vendor software, sudah tidak ada lagi dan kita dapat membangun industri software yang mandiri.
Singkat nya, Linux sebagai solusi yang tepat bagi masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, maka di perlukan usaha untuk memasyarakat Linux lebih jauh. Kondisi saat ini, perkembangan Linux belum menggembirakan di Indonesia, walaupun pada banyak buku atau artikel mengenai pengenalan Linux, terlah di sebutkan keunggulan teknis dan non teknis Linux di banding WIndows. Mengapa hal itu terjadi ?.
Menurut penulis hal itu terjadi karena hal-hal berikut :
1. Linux masih asing dan di pandang sulit.
Terus terang, pendapat di atas tidaklah salah. Dengan menggunakan Linux, maka seorang user di harus kan belajar hal yang baru, karena Linux memang beda dari Windows dan kebanyakan User di Indonesia, adalah pengguna Windows sejak lama, sehingga terasa sulit untuk berpindah ke hal yang baru, yang bagi kebanyakan orang lebih baik
menggunakan Windows legal ataupun illegal, daripada Linux. Linux lebih sulit dari Windows ?
Walaupun telah banyak perkembangan yang di capai untuk menjadikan Linux lebih mudah di gunakan, namun saat ini Linux masih lebih sulit dari Windows, dari Instalasi memang sudah mudah, tetapi dari instalasi paket dan driver bagi End user saya nilai masih lebih mudah Windows. Walau demikian, kesulitan Linux tidak lah serumit yang di bayangkan, masih dapat di mengerti oleh End User, tidak harus menjadi Power user terlebih dahulu, baru menggunakan Linux.
2. User enggan belajar hal yang baru
Bagi End user, mereka melihat dunia IT hanya sebagai alat bantu pekerjaan mereka. Setelah di pusingkan oleh pekerjaan inti mereka, mereka enggan untuk berpindah dari Windows yang nyaman di gunakan dan sudah terbiasa, ke Linux yang asing dan perlu belajar hal yang baru. Mereka lebih memilih menggunakan Windows, baik dengan cara
legal, maupun Illegal.
3. Linux belum memenuhi kebutuhan mereka.
Pernyataan di atas, benar, jika di pandang dari kebutuhan akan Game PC . Di Linux, dunia game masih kalah dengan produk Microsoft.
Dalam hal fungsi sebagai desktop, Linux dapat memenuhi kebutuhan user dengan baik di dalam hal paket Office, Internet dan Programming (Linux surga bagi programmer)
4. Kurang nya support yang terpercaya.
Lebih banyak orang dan perusahaan yang menguasai Windows dan memberi advice jika terjadi kerusakan pada sistem Windows user. Bagi paket Windows legal, support dari Microsoft akan di dapatkan dan hal itu lah yang membuat nyaman para user Windows, terutama dari kalangan corporate, yang lebih baik memilih produk Microsoft yang mahal, tetapi nyaman bagi mereka, karena di support penuh dan di dukung staff yang telah lama berkecimpung dengan Windows, di banding Linux, yang walaupun lebih murah, tetapi SDM yang handal masih belum banyak.
5. Masih luas nya pemakaian Windows di dunia industri.
Walaupun sudah mulai berkembang penggunaan Linux di perusahaan Indonesia, khusus nya untuk server, namun masih kalah jauh jika di banding dengan perusahaan yang masih menggunakan Windows.
Hal tsb menyebabkan para pelajar dan mahasiswa yang ingin berkarir di dunia IT, masih mempertahankan Windows untuk mempelajari software di Windows agar dapat terserap di pasar dunia kerja. Atau bagi seorang karyawan, masih nyaman menggunakan Windows, karena memang di lingkungan pekerjaan nya, masih menggunakan Windows.
Karena alasan-alasan di atas, sulit bagi seseorang untuk hanya menggunakan Linux, Jika pun Linux terinstall di PC mereka, mereka memilih dual boot dan tetap menjadikan Windows mereka, sebagai pilihan utama dan Linux hanya sebagai pendamping.
Pemasyarakatan Linux, adalah suatu hal yang mudah, jika pemerintah serius untuk benar-benar memasyarakatkan Linux, karena pemerintah memiliki kekuatan pemaksa dan jangkauan yang sangat luas. Ambil contoh, jika buku ajar pendidikan formal, berbasis kepada produk Open Source dan Linux dan setiap sekolah negeri dan institusi pemerintah di wajibkan menggunakan produk open source, hal ini akan menciptakan generasi penerus yang melek dan terbiasa dengan Linux, sehingga Linux terasa mudah dan menyenangkan dan akan berefek menggeliat nya dunia Open Source di support, pembuatan program dan
jaringan. Masyarakat akan menjadi lebih melek IT dan tingkat pembajakan akan dapat di tekan secara drastis dan penetrasi PC di harapkan menjadi lebih luas, karena Linux dapat di gunakan di komputer Low End yang murah. Jika di gabungkan dengan konsep Internet untuk rakyat dari Onno W.Purbo Phd, maka di harapkan ke depan, penetrasi PC dan Internet akan lebih meluas.
Akan tetapi, nampak nya pemerintah masih belum yakin benar dengan Linux dan masih mengandalkan produk Microsoft yang mahal untuk kelangsungan IT di tanah air. Oleh karena itu, karena tidak dapat di harapkan dari pemerintah, maka swadaya rakyat yang mengerti Linux, sangat di nantikan untuk mengkampanyekan penggunaan Linux, menuju kehidupan yang lebih baik, dengan cara, meramaikan milis atau forum Linux di internet, yang mana di situ ada pemula Linux yang butuh pencerahan dan dukungan , dengan media cetak, dan kampanye dari teman ke teman untuk menggunakan Linux di dalam kehidupan sehari-hari.
Update : Februari 2022
Saat ini, Tahun 2022, Linux telah berkembang dengan pesat, Linux semakin powerful dan lebih mudah penggunaannya di banding artikel ini ditulis, tahun 2007 yang lalu. Namun demikian, Linux masih belum memasyarakat di masyarakat Indonesia walau penggunanya lebih banyak dan lebih populer dibanding tahun 2007 lalu.
Kebijakan pemerintah juga tidak konsisten terhadap Linux dan Free Open Software Software (FOSS). Sempat membuat Blue print arah penggunaan Linux dan FOSS untuk lebih memasyarakatkan Linux terutama di kalangan pemerintah sekitaran tahun 2006 yang lalu, namun kebijakan tersebut menguap hingga saat ini.
Walau begitu, tetap terus berdjoeang para penggiat Linux untuk kemajuan bangsa Indonesia agar lebih berdaya melalui Linux dan FOSS.
#################
Saat ini, Tahun 2022, Linux telah berkembang dengan pesat, Linux semakin powerful dan lebih mudah penggunaannya di banding artikel ini ditulis, tahun 2007 yang lalu. Namun demikian, Linux masih belum memasyarakat di masyarakat Indonesia walau penggunanya lebih banyak dan lebih populer dibanding tahun 2007 lalu.
Kebijakan pemerintah juga tidak konsisten terhadap Linux dan Free Open Software Software (FOSS). Sempat membuat Blue print arah penggunaan Linux dan FOSS untuk lebih memasyarakatkan Linux terutama di kalangan pemerintah sekitaran tahun 2006 yang lalu, namun kebijakan tersebut menguap hingga saat ini.
Walau begitu, tetap terus berdjoeang para penggiat Linux untuk kemajuan bangsa Indonesia agar lebih berdaya melalui Linux dan FOSS.
#################
Referensi :
– Administrasi Sistem Linux, Wahana Komputer Semarang, Penerbit Andi, 2004
Sekian
No comments:
Post a Comment