
Game Center tsb di lengkapi dengan layar LCD dan dapat memainkan game-game berat, seperti Counter Strike, yang tentu nya specs pc nya juga lumayan tinggi. Terdapat kurang lebih 7 pc,termasuk sebuah server dan sekaligus billing.
Saya membayangkan Game Center tsb adalah merupakan Software House, yang mana perputaran uang tiap tahun dapat berpuluh atau beratus kali lipat di banding sebuah Game Center kecil. Saya membayangkan Software House itu berupa sekelompok mahasiswa dengan keahlian skill programming tingkat dunia dan memiliki sertifikasi IT International, seperti MCSE, ZCE dan Java. Dan juga keberadaan sebuah Software House di tengah-tengah perkampungan kami yang masih minim industri serius, di harapkan dapat membuat kami bangga dengan keberadaan para orang-orang High Quality di bidang IT, persis seperti di India. Jumlah Developer Indonesia memang lebih banyak di banding Malaysia dan Singapore, tetapi kwalitas aplikasi Indonesia masih di bawah mereka.
Tapi sayang nya, khayalan tsb mungkin dapat terealisir tidak tahun ini atau tidak juga tahun depan, karena mahasiswa-mahasiswa IT yang ada, banyak yang masih alergi terhadap programming. Hotspot sudah banyak beredar, tetapi produktivitas berkreasi di Internet, seperti penulisan artikel dan pembangunan aplikasi masih belum terlihat geliat nya secara signifikan di masyarakat kita. Masyarakat Kita dan bahkan termasuk kita, masih berada di ranah konsumen, baik di dunia real maupun di dunia maya. Semoga ada perubahan di masa depan, semoga.