Pages

Wednesday, April 30, 2008

Sekali lagi, Kenapa masih mengutamakan Windows ?


Suatu hari, saya melihat sebuah presentasi langsung dari sebuah Laptop Toshiba, yang jenis nya saya tidak tahu pasti, tetapi dari bentuk nya, masih termasuk model baru. Presentasi menggunakan Microsoft Power Point dengan Sistem Operasi Windows Vista. Pada saat hampir bersamaan, istri saya membantu adik nya, (niat awal nya sich membantu, tetapi karena adik nya sakit, jadi nya .... membuatkan dech ... :) ) sebuah presentasi tugas sekolah nya dengan menggunakan PC di rumah kami. Karena berhubung PC di rumah saya menggunakan Linux (Mandriva 2007 dan Mandriva 2008 Free Edition), yang tentu nya tidak ada aplikasi Microsoft PowerPoint nya, terpaksa istri saya menggunakan OpenOffice.org Impress, kata nya seperti orang bego aja (Tepat nya, perlu waktu adaptasi ). Impress, penggunaannya semudah atau hampir semudah PowerPoint. Timbul di benak saya, terhadap Laptop Toshiba di cerita atas tsb, kenapa tidak menggunakan Linux saja di Laptop tsb ?, kalau untuk presentasi saja, Impress di Linux juga bisa. Apakah Linux sebagai Desktop masih di nilai sulit ... ?, saya jawab, tidak juga, tetapi memang perlu waktu adaptasi dan sedikit belajar saja, saya katakan sekali lagi, hanya sedikit belajar. Mungkin sama hal nya tatkala kita terbiasa dengan Ms.Office 2003, lalu kita mengganti nya dengan Ms.Office 2007. Terdapat pengaturan Toolbox yang berbeda pada kedua versi Office tsb, di situlah kita perlu 'sedikit belajar' dan adaptasi, begitu juga yang terbiasa di Windows, lalu pindah ke Linux versi GUI sebagai Desktop, hanya perlu sedikit belajar, beda lagi jika kita bicara mengenai Linux sebagai Server. Singkat nya, Linux sudah mudah di gunakan. Menurut saya, jawaban nya adalah keterbiasaan user dalam menggunakan Windows dan keyakinan kenyamanan nya. Bukan berarti Linux tidak nyaman, tetapi karena kekurang tahuan akan Linux, menjadi khawatir terhadap kenyamanan nya, "Kalau pakai Linux, file Excel nya entar engga bisa di buka di kampus lagi ... ?",kalau pake Linux, bisa nyetel VCD engga ... ?.

Dulu, warnet di dekat rumah saya, menggunakan Linux sebagai OS nya, saat itu, saya happy-happy yeah saja, tetapi memang saya dengar beberapa user bertanya tentang pengoperasiannya "Yang untuk Buka Internet nya mana nich ... ?", malah sampai di tempel manual nya, "klik ini untuk Internet". Saat itu sedang hangat-hangat nya sweeping Software bajakan. Tetapi tidak lama kemudian, Warnet tsb mengganti OS nya ke Windows yang mereka beli license secara bertahap, mungkin karena takut user nya pada pergi, jadi mahal sedikit (mahal banyak ... ?) tidak kenapa dech, beli license Windows, ya .. hitung-hitung kita ikut mendukung Om Bill Gates menjadi orang nomor 1 terkaya di dunia lagi ... :)

Menurut saya, Windows untuk beberapa keadaan memang belum tergantikan, seperti untuk E-SPT dan bermain Counter Strike, tetapi pada banyak hal, Linux sudah dapat menggantikan posisi Windows dan sudah saat nya saat ini (dari dulu lagee ...) kita mulai melihat Linux sebagai OS yang dapat memenuhi kebutuhan IT kita. Terlebih saat ini, saat istri atau tetangga kita ribut masalah harga-harga pada naik, masa iya kita mau membelanjakan sekitar 2 jt untuk Office dan Windows ??! . (Sofwan)

Tuesday, April 29, 2008

Zend Certified Engineer (ZCE)


Suatu hari saya melihat di suatu situs, terdapat logo Zend Certified Engineer (ZCE) yang tercantum di suatu Blog, yang menandakan, pemilik Blog tsb adalah seorang ZCE dan di logo tsb terdapat link menuju halaman Authentic Certificate yang punya ZCE tsb.

Apa itu ZCE ?. ZCE adalah sebuah Sertifikat keahlian Internasional dalam bahasa PHP yang di keluarkan oleh Zend. Bagi yang sudah akrab dengan PHP, tentu mengenal apa itu Zend atau paling tidak pernah mendengar kata Zend. Zend adalah sebuah nama perusahaan PHP yang di dirikan oleh Andi Gutmans dan Zeef Suraski. Selain sebuah nama perusahaan, ada juga Zend Engine, Zend Platform dan Zend Studio, yang semua nya berhubungan dengan PHP dan menjadi produk perusahaan Zend, seperti hal nya Java, yang terkait erat dengan Sun Microsystem, PHP terkait erat dengan Zend.

Di Indonesia, ZCE kalah populer dengan sertifikat dari Cisco, Microsoft atau bahkan dengan Red Hat.Di Indonesia, hanya 3 orang yang memegang sertifikat ZCE ini . Di negara lain pun, seperti Singapore (1 orang ZCE) dan Malaysia (7 orang ZCE), yang tingkat melek IT nya lebih tinggi, yang memiliki ZCE tidak lah banyak dan memang untuk pasar Tenaga Kerja IT di Indonesia, lebih di syaratkan pemegang sertifikat Cisco (CCNA/CCNP), Microsoft (MCSE,MCDB,dll) dan Oracle (OCP) serta Linux (RHCE). Walaupun pengguna PHP di dunia sangat banyak bahkan PHP adalah salah satu bahasa Scripting terbanyak di gunakan untuk pembuatan situs atau Web Based Application di seluruh dunia.

Jika melihat perkembangan dunia pasar tenaga kerja IT di Indonesia, semakin banyak perusahaan yang mensyaratkan atau menjadi nilai tambah bagi pemegang sertifikat IT Internasional, sehingga imbas nya banyak institusi pendidikan IT Non Formal yang menawarkan ujian Sertifikat IT International dan juga berimbas ke Universitas bahkan Sekolah Menengah yang membantu para siswa atau mahasiswa nya untuk mendapatkan sertifikat tsb dengan cara mengadakan Training Ujian Sertifikat yang bekerja sama dengan lembaga tertentu.Bahkan, kecenderungan nilai Sertifikat IT Internasional melebihi nilai ijazah Perguruan Tinggi, terutama Perguruan Tinggi yang biasa-biasa saja. Jadi, apakah Sertifikat IT International itu penting dewasa ini ?,wah kalau itu rasa nya sudah banyak di bahas, kita tidak bahas di sini.

Kembali ZCE, jika anda sudah lama 'bermain' di PHP dan ingin membuktikan atau ingin pengakuan Internasional mengenai skill anda, saya rasa tidak ada salah nya untuk mencoba menjadi seorang ZCE. (Sofwan)

Monday, April 21, 2008

Laptop, simbol Intelektualitas ?


Jika kita melihat iklan sebuah perguruan tinggi yang menggambarkan sekumpulan mahasiswa dan mahasiswi yang sedang berdiskusi dan berada di depan sebuah laptop dengan raut wajah ceria di sebuah taman, apa yang berada di benak kita .... ?, muda, ceria, modern dan intelektual, itulah mungkin yang ada di benak sebagian besar orang yang melihat iklan tsb dan memang kesan itulah yang sengaja di munculkan oleh pihak Perguruan Tinggi yang memasang iklan seperti itu.

Di suatu tempat makan di sebuah Mall mewah, terlihat lah dua orang pemuda di depan sebuah Laptop dan dari dekat, ternyata mereka sedang bermain Game atau terdapat seorang user di depan Laptop nya, yang sedang Browsing dan Chating. Bermain Game, Browsing dan Chating bukanlah sesuatu hal yang keliru. Di sini saya hanya ingin mengutarakan, bahwa kesan seseorang di depan Laptop adalah seseorang yang Intelektual, dalam hal ini penyebar atau/dan konsumen pengetahuan, belum lah tentu. Buya Hamka, berhasil menulis tafsir Al-Azhar semasa di dalam penjara, pertanyaan nya bagaimana beliau menulis dan mendapat bahan referensi terhadap tafsir karya nya ?. Saya belum tahu pasti, tetapi yang jelas tanpa bantuan IT, terlebih Internet, yang mana kita dapat dengan mudah Browsing bahan-bahan untuk membuat suatu karya tulis. Syeikh Yusuf Al-Qardhawi, pernah mengatakan, bahwa Beliau memang terbiasa menulis sebuah buku saat di perjalanan dan bahan referensi nya berasal dari dalam pemikirannya sendiri. Beliau dapat dengan mudah menemukan ayat yang relevan tanpa membuka buku referensi, karena memang Beliau telah di anugerahi Allah untu dapat hafal Al-Quran 30 Juz.

Pengetahuan di produksi dengan cara menulis atau secara lisan dan itu di dapat dari seseorang yang memiliki pengetahuan atau ide sebagai bahannya. Pengetahuan itu sendiri di dapat seseorang dari hasil membaca, mengamati atau berdiskusi. Proses menulis adalah sebuah proses menuangkan ide dan pengetahuan dan hal itu tidak identik dengan keberadaan Laptop. Laptop hanyalah sarana seperti hal nya pena dan kertas untuk seseorang dapat menulis, hanya saja, Laptop terlebih dengan sambungan internet, membuat seseorang lebih mudah untuk menulis. Jadi, jika seseorang berada di depan sebuah Laptop nya di sebuah kafe, dia belum lah tentu lebih cerdas dari anda yang tidak memiliki laptop.



Thursday, April 17, 2008

Tatkala Bos Memanggil

Suatu saat, saya melihat seorang Bos memanggil sekretaris nya, sebut saja nama sekretaris nya adalah Tuti. “Tuti ...”, panggil sang Bos, lalu Tuti berlari menghampiri sang Bos.
Yang membuat saya berfikir adalah, kenapa Tuti harus berlari saat sang Bos memanggil, karena jarak antara dia dan sang Bos, tidak lah jauh, sekitar 8 m saja dan sang Bos tidak dalam keadaan sangat membutuhkan atau emergency, sehingga Tuti perlu berlari kecil. Dan juga, mereka tidak berada di dalam lingkungan militer atau semi militer, yang berlari adalah sesuatu yang biasa saja atau mungkin keharusan.
Apakah ada yang salah ... ? saya kira juga tidak ada yang salah, hanya saja, hal itu menggambarkan, bahwa sang Bos, begitu 'besar' nya di hati Tuti, sehingga Tuti takut, jika sang Bos menganggap nya lama jika di panggil. Atau yang lebih parah lagi, Tuti menganggap, hidup dan kesejahteraan nya berada di tangan sang Bos, semoga hal ini bukan yang ada di dalam diri Tuti, semoga saja.
Saat itu saya berfikir agak 'usil', besar mana antara sang Bos dengan Allah Ta'ala ?, yang mana, Tuti sampai tergopoh-gopoh mendatangi sang Bos, sedangkan dengan Allah, ia belum tentu berbuat seperti itu ,atau bahkan banyak di antara kita yang begitu bersemangat dan bersegera, ketika sang Bos memanggil, tetapi ketika Allah memanggil (Adzan), kita mengabaikan nya, padahal kita mendengar jelas dan sedang tidak dalam keadaan sakit atau takut bahaya .
Saya juga berfikir ,Jika sang Bos berseru , “Tuti ... !!!, sana kamu, jangan kerja dan berada di perusahaan saya lagi !!!, saya sudah bosan dengan kamu !!”, misal kan , toh Tuti tetap masih tetap bisa hidup dan bahkan masih bisa bebas berada di mana saja, selain di tempat sang Bos tsb yang juga jika di bandingkan dengan luas dunia, luas perusahaan sang Bos, tidak ada apa-apa nya, atau bahkan Tuti dapat bekerja di tempat lain dengan keadaan yang lebih baik.
Lalu, bagaimana jika Allah berseru kepada Tuti ,” Tuti, kamu membangkang, keluar kamu dari kolong langit ku !”, misalkan, Nah lho ... tentu nya Tuti sudah skak mat, tidak punya tempat lagi untuk hidup.
Di dalam suatu Khotbah Jum'at, sang Khotib bercerita, bahwa ada seorang teman Mu'allaf nya dari Australia, ia berkata, bahwa ia tidak percaya, Indonesia bermayoritas Muslim. Sang Khotib bertanya, “Kenapa bisa ?, sekitar 85 % penduduk Indonesia adalah Muslim”, lalu teman Mu'allaf nya berkata, “Bukti nya tatkala Adzan bergema, hanya sedikit yang sholat di Masjid”. Sang Khotib berkata lagi, “ Tetapi nanti, mereka yang tidak sholat berjama'ah di Masjid, toh akhir nya akan sholat juga di waktu kemudian (Tidak di awal waktu)”. Lalu sang Mu'allaf berkata “ Panggilan mana lagi yang paling besar, selain Allah yang memanggil ?!”, sang khotib bergetar mendengar komentar tsb.
Memang, adzan itu di kumandangkan oleh Muadzin, tetapi hakikat nya Allah Ta'ala lah yang memanggil nya. Di dalam suatu hadits, ada seorang cacat/pincang yang meminta keringanan dari Rasul agar tidak memenuhi seruan Adzan lalu Rasul membolehkannya, tetapi Rasul lalu bertanya kepada Orang tsb, apakah kamu mendengar nya ?,”Iya”, jawab nya. Setelah mendengar jawaban tsb, Rasul memerintahkan untuk memenuhi seruan Adzan, walau harus terseok-seok.
Pelajaran yang lain dari kisah Bos memanggil di atas adalah, keyakinan kita terhadap keberadaan Allah dan kemaha kuasa an Allah yang belum teresapi di dalam dada. Jika sang Bos, memecat saya, saya nanti makan apa ?, kalau ada orang yang menjawab, “Allah lah yang memberi makan kamu dan anak-anak mu ?!”, setelah mendengar perkataan tsb, apakah kita merasa tenang atau malah berkata di dalam hati , Apa Iya ... ?!.
Tatkala menghadapi ketidak pastian di dalam hidup, termasuk dalam masalah Rezeki dan penghidupan, rasa khawatir adalah wajar menyelinap di dalam dada kita tentang masa depan dan di sinilah keimanan itu menghadapi ujiannya, apakah kita masih ragu terhadap Allah sang pemberi Rezeki yang tidak di batasi oleh pekerjaan kita atau Bos kita ? Atau kah kita tetap yakin, Rezeki akan tetap ada, walaupun kita di PHK atau perusahaan dalam keadaan bangkrut misalkan ... ?. Hanya hati kita masing-masing yang dapat menjawab keadaan tsb.
Saya akan akhiri tulisan singkat ini dengan suatu kisah. Suatu ketika, Imam Hasan Al-Bashri di tanya oleh seseorang ,”Ya Imam, daerah saya kekeringan , bagaimana solusi nya ?” sang Imam menjawab “ Beristighfarlah”. Lalu, ada orang lai yang mengunjungi sang Imam dan mengadukan persoalannya, bahwa ia belum memiliki keturunan sejak lama, sang Imam menjawab “Beristighfarlah”. Setelah itu, ada seseorang yang juga mengadukan persoalannya, ia mengadu karena kehidupannya yang sulit (miskin), sang Imam menjawab “Beristighfarlah”.
---- AS ----