
Hasil undian Piala Champions UEFA 2007/2008 untuk babak Knock Out 16 besar mempertemukan salah satu partai nya yaitu antara Lyon VS Manchester United. Di atas kertas, Manchester United harus berhati-hati dengan Lyon, walaupun masih di unggulkan, mengingat Lyon bukanlah juga team yang dapat di pandang sebelah mata. Dengan pengalaman 3 kali berturut-turut sebagai Perempat finalis Liga Champions UEFA musim-musim sebelum nya dan saat ini bertengger di puncak klasemen Ligue 1, Liga Perancis, jelas Lyon adalah bukan lawan enteng bagi Manchester United. Salah satu pemain pilar Lyon adalah Karim Benzema, striker kelahiran Lyon, Perancis keturunan Aljazair, sama dengan Zinedine Zidane dan di sebut-sebut sebagai pengganti Zidane, hanya Zidane sebagai Playmaker, sedangkan Benzema sebagai Striker dan merupakan produk asli dari Lyon Youth Academy. Popularitas dan 'harga' Benzema sendiri saat ini, di pandang masih kalah dengan bintang-bintang Eropa lainnya, seperti Kaka, Christian Ronaldo, Rooney atau Fabregas, tetapi potensi Benzema untuk menjadi pemain top dengan skill top pula, sangat besar, mengingat usia nya baru 20 tahun (Lahir di Lyon, Perancis, 19 Des 1987) dan telah menunjukkan prestasi yang luar biasa bersama Lyon, yaitu turut mengantarkan Lyon menjadi juara Ligue 1 Perancis tahun 2005, 2006 dan 2007, di samping perempat finalis 3 musim Piala Champions dan juga merupakan pemain inti tim nasional Perancis, yang akan di ikut sertakan di Euro 2008 Swiss-Austria.
Mengapa saya menghadirkan Benzema dalam Blog saya ...?, tidak semata ia pemain hebat dan cukup terkenal, tetapi juga karena ia adalah seorang Muslim. Menyandang nama Muslim, tentu merupakan kebanggaan bagi seorang Muslim itu sendiri dan juga merupakan ujian, terutama jika hidup dalam minoritas. Walaupun cukup banyak pemain Muslim berlaga di Liga Eropa, seperti Van Persie (Belanda, Arsenal, Muallaf), Emre (Turki, New Castle United), Hasan Salihamidzic ( Juventus), Eric Abidal (Barcelona) dan Salomon Kalou (Chelsea, Pantai Gading), terlepas apakah mereka benar-benar sebagai Muslim taat atau tidak (Asal, jangan juga bersikap negatif (Mabuk-mabukan, brutal, dll)) , yang jelas keberadaan mereka, terlebih jika berperan cukup vital di team masing-masing, sedikit banyak akan memberikan citra baik bagi Islam sendiri.
Jangan lupa, walaupun sepak bola independen dari masalah politik, agama dan ras, tetapi saya yakin, politik, agama dan ras akan tetap di perhitungkan juga sebagai unsur underground , baik di dalam sepak bola, maupun bidang lainnya.
Masih ingat, akan partai USA VS Iran di Piala Dunia 1998 Perancis, yang di menangkan Iran 2-1, hal itu memberi dampak positif bagi mental bangsa Iran, dapat memukul Amerika, walaupun hanya di kancah Sepak bola dan pelatih Iran saat itu, Jalal Talebi, tidak di pecat, walaupun Iran gagal menembus babak kedua, tetapi menang atas Amerika. Atau yang terdekat, di piala Asia, saat Irak menebas Australia dengan skor 3-1, rakyat Irak bersorak kegirangan, tidak hanya team nya menang 3-1 atas Australia sebagai sebuah team sepak bola an sich, tetapi mampu mengalahkan Australia yang merupakan teman karib Amerika, yang di kenal membuat Irak Porak poranda seperti sekarang ini.
Jangan lupa juga, pertandingan Sepak Bola mampu menunda rapat kabinet, karena presiden dan menteri nya nonton team nasional nya dulu, terutama jika bertanding di level Internasional. Di kita kan juga begitu, presiden SBY sampai nonton di Senayan, saat Timnas vs Arab Saudi dan Korsel, walaupun timnas masih 'belum bisa menang' saat piala Asia 2007 bebrapa waktu lalu, entah butuh waktu berapa lama lagi, membuat kita bisa senang berparade di jalan raya, karena timnas bisa sebagai finalis di Piala Asia, misalnya, atau tampil di Olimpiade, terlebih bisa mewakili Asia di Piala Dunia, kapan yach ... ?
Kembali ke Benzema, belajar dari dia, walaupun sebagai Imigran, tetapi dapat hidup dan eksis di level Eropa dengan modal keahlian tinggi dan sikap yang baik. Begitu juga kita, dunia sudah makin global, saya yakin, di mana pun kita berada, selama Ilmu dan Keahlian kita pegang dan bersikap baik (Rajin, Bertanggung Jawab, Helpful, Berani, dll) dan Do'a dan Ibadah tentu nya, Insya Allah dengan berkat pertolongan Allah juga, kita akan menggenggam Dunia, (tetapi untuk itu juga bukan perkara mudah dan bukan sesuatu yang mustahil). Amiin.
Referensi :
- http://www.uefa.com/
- www.en.wikipedia.org/wiki.karim_benzema
- http://www.yahoo.com/
- http://www.acehforum.or.id/
Oops, ada tambahan, di bawah ini ada artikel yang saya kutip dari sebuah forum http://www.kaskus.us/ (Forum nya juga ngutip :) )
Ramadhan, Bintang Bola Muslim di La Liga Spanyol Tetap Berpuasa
Rabu, 19 Sep 07 07:09 WIB
Belum pernah ada perdebatan seramai bulan Ramadhan tahun ini di Spanyol. Apa pasal? Sejumlah pemain bola Muslim lokal yang menjadi andalan, ternyata menurut pemberitaan media massa , tetap berpuasa meskipun mereka terpilih sebagai pemain di la Liga, sebuah kompetisi sepak bola paling bergengsi di Spanyol.Awalnya, media massa yang bertiras minim menempatkan head linenya, soal pemain sepak bola Muslim Spanyol yang tetap berpuasa meskipun mempunyai jadwal bertanding. Berita itu kemudian menaikkan tajam tiras media tersebut. Maklum, tahun ini sejumlah pemain bola beragama Islam banyak yang menjadi bintang melebihi tahun-tahun sebelumnya, dalam liga Spanyol.Di kesebelasan Bercelona, Real Madrid, Spanyol, Sevilla, para bintang sepak bola Muslim menjadi tulang punggung kesebelasan yang sangat diandalkan. Tim sepak bola Bercelona, mempunyai tiga orang pemain kelas internasional yang beragama Islam. Ditambah lagi pemain Muslim lainnya yang berada di peringkat kedua dan ketiga. Dalam tim Bercelona, ada Yaya Toure asal Prancis yang dalam Eurosport 2005, Toure dinobatkan sebagai pemain sepak bola muda yang paling menjanjikan di dunia. Sejak pertama bergabung dengan Klub Barcelona, Toure tidak menyembunyikan agama yang dianutnya. Ia menyatakan tidak ada kontradiksi antara menjadi pemain sepakbola yang sukses dengan menjadi seorang Muslim yang taat. Ada lagi, Eric Abidal yang dikontrak empat tahun oleh Bercelona. Di tim Spanyol, ada Lilian Thuram yang juga seorang Muslim. Sementara di Real Madrid terdapat bintang bola Muslim bernama Mammadou Diarra.Inilah yang memunculkan perdebatan di kalangan pecandu dan pengamat bola. Bukan karena agamanya, tapi mereka mempertranyakan tentang stamina para jago bola itu di lapangan bila harus berpuasa. Sebelum ini aa juga perdebatan tentang Eric Abidal, bintang tim Bercelona, karena ia kerap membawa Al-Quran menjelang pertandingan dan terkenal sebagai seorang Muslim yang taat.Menurut kolumnis Spanyol Philip Fivanco, para bintang bola beragama Islam yang berlaga di La Liga memang menghadapi ujian berat tahun ini. Mereka di satu sisi dikenal sebagai orang yang baik dalam beragama, tapi di sisi lain mereka harus harus bermain profesional yang menuntut maksimal perannya sebagai pemain bola. Tony Tramways, seorang dokter Spanyol, mengatakan beberapa waktu terakhir dirinya telah menerima permintaan dari sejumlah pemimpin tim untuk mengetahui informasi makanan yang baik selama berpuasa di bulan Ramadhan. Tapi permintaan itu tidak disertai uraian latar belakang, apakah itu terkait dengan adanya pemain Muslim yang akan bertanding di bulan Ramadhan atau tidak.Tim sepak bola Sevilla, yang juga merupakan salah satu tim di La Liga Spanyol, mempunyai cerita sendiri tentang kemenangan yang diperoleh justru ketika bintang mereka yang beragama Islam tetap berpuasa saat bertanding. Adalah Frederick Kanoute tahun lalu tetap yakin dan berusaha puasa di bulan Ramadhan. Justru karena berpuasa itu, Kanoute mendapat support luar biasa dari para penggemarnya, dan dia ternyata mampu bermain bagus dalam kompetisi. Pelatih tim Sevilla mengaku tak mau berdiskusi lagi tentang kuatnya Kanoute dalam menjalankan kewajiban agamanya. Kanoute bahkan diketahui sering mendirikan shalat di ruang ganti pakaian, saat jeda pertandingan. Saat sejumlah orang menggugat sikapnya yang tetap berpuasa dalam pertandingan, dalam sebuah konferensi pers ia menjawab tegas, “Siapa yang tidak mengetahui ajaran Islam, tidak akan tahu bahwa puasa memberi kekuatan, dan bukan kelemahan. ” Setelah itu, tak ada lagi pihak yang mengkritisi Kanouti soal komitmennya menjalankan Islam. (na-str/iol).